Kamis, 13 Oktober 2016

Fungsi dan Arah Filsafat Ilmu


Banyak pendapat mengenai fungsi filsafat ilmu yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain memberi landasan filosofis untuk memahami berbagai konsep dan teori suatu disiplin ilmu maupun membekali kemampuan membangun teori ilmiah (Ismaun, 2004: 2). Jadi, filsafat ilmu sangat berperan dalam memahami konsep atau teori ilmu untuk membangun teori ilmiah melalui landasan filosofis melalui kajian filsafat.

            Menurut Franz Magnis Suseno (1999: 21) fungsi filsafat ilmu sangat luas dan mendalam, yaitu sebagai berikut:

1.      Untuk membantu mendalami pertanyaan-pertanyaan tentang ilmu atau asasi manusia tentang makna realitas dan lingkup tanggung jawabnya, secara sistematis dan historis. Secara sistematis, filsafat menawarkan metode-metode mutakhir untuk mendalami masalah-masalah ilmu, manusia, tentang hakikat kebenaran, secara mendalam dan ilmiah. Secara historis, di sini kita belajar untuk mendalami dan menanggapi serta belajar dari jawaban-jawaban filsof terkemuka.

2.      Sebagai kritik ideologi, artinya kemampuan menganalisis secara terbuka dan kritis argumentasi-argumentasi agama, ideologi dan pandangan dunia. Atau dengan kata lain, agar mampu mendeteksi berbagai masalah kehidupan.

3.      Sebagai dasar dan metodis dan wawasan lebih mendalam dan kritis dalam mempelajari studi-studi ilmu khusus.

4.      Merupakan dasar paling luas untuk berbartisipasi secara kritis dalam kehidupan intelektual pada umumnya dan khususnya di lingkungan akademis.

5.      Memberikan wawasan lebih luas dan kemampuan analitis dan kritis tajam untuk bergulat dengan masalah-masalah intelektual, spiritual, ideologis.

Secara singkat, Burhanuddin Salam (2000: 12) mengemukakan bahwa filsafat berfungsi sebagai mater scientarium ( induk ilmu pengetahuan). Begitu juga, Will Durant dalam Jujun S. Suriasumantri (2003: 22), menjelaskan bahwa filsafat berfungsi sebagai ‘perantas pengetahuan’. Artinya, bahwa fillsafat telah memberi arah kepada ilmu pengetahuan dalam merumuskan konsep dan teori untuk membangun konsep ilmiah. Di lain pihak, dengan bantuan filsafat ini telah berkembang berbagai ilmu baru yang sangat penting bagi kelangsungan dan peradaban manusia di muka bumi ini.

Sedangkan arah filsafat ilmu dapat dipahami dari beberapa pendapat, antara lain: pertama, bahwa filsafat ilmu diarahkan pada pembekalan pemahaman terhadap wawasan baik (Ismaun, 2004: 2). Kedua, sebagaimana dikemukakan oleh Burhanuddin Salam (2000: 11-12), filsafat ilmu diarahkan untuk:

a)      Lebih memanusiakan diri atau lebih mendidik atau membangun diri sendiri;

b)      Mempertahankan sikap yang objektif dan mendasarkan pendapat atas pengetahuan yang objektif tidak hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan simpati dan antipati saja;

c)      Berpikir secara historis dalam menyelesaikan suatu permasalahan, tidak mementingkan egoisme; dan

d)     Berpikir kritis mandiri, dan tidak tergantung pada orang lain.



Referensi :

Susanto. 2011. Filsafat Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar