Minggu, 20 November 2016

Kebenaran Filosofis Etika



Terdapat tiga Postulat etika yang menopang sistem etika :
1.      Eksistensi Allah
Keberadaan Allah dipandang sebagai sesuatu yang selalu dibutuhkan oleh setiap individu. Allah merupakan sebagai kebaikan tertinggi. Menurut Immanuel Kant, Allah adalah yang sempurna (kudus dan baik) sehingga setiap individu wajib untuk menyelaraskan diri sesuai dengan kehendak dan perintah Allah. Allah adalah hakim agung yang menuntun dan menentukan apa yang harus dilakukan. Sehigga eksistensi Allah sebagai pencipta sangat fundamental dalam menuntun etika sebagai suatu keharusan.
2.      Kebebasan Berkehendak
Eksistensi manusia pada hakikatnya terletak pada kebebasan untuk berkehendak. Dalam artian bahwa manusia yang tidak merdeka, maka manusia tersebut tidak dapat menentukan yang benar dan yang salah. Dalam ketidakmerdekaannya pun, manusia tidak dapat mempertanggungjawabkan apa yang diperbuatnya. Sehingga apa yang diperbuat seseorang hanya dibenarkan jika perbuatan tersebut hanyalah satu-satunya yang mungkin dilakukannya. Dalam arti bahwa tidak ada perbuatan yang dianggap salah bila perbuatan itu memang di luar kemampuan manusia untuk menghindarinya.
3.      Keabadian Jiwa
Realitas manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan terdiri atas dua unsur pokok, yaitu jasad dan roh. Jasad dimaknai sebagai elemen kasar (fisik) yang terkonstruksi dari bertemunya sperma dan ovum dalam steam sel, darah, daging, tulang, kulit, bulu, dan unsur fisik lainnya. Sedangkah elemen roh adalah unsur halus (nonfisik/gaib) yang merupakan pemberian Tuhan melalui proses transformasi kehidupan. Unsur roh ini memegang posisi strategis dan menentukan dalam memosisikan eksistensi manusia untuk dapat dikatakan sebagai homo sapins. Sehingga dengan roh yang melekat pada elemen kasar manusia, maka akan melahirkan motivasi yang memadai untuk melakukan tindakan yang benar dan menghindari yang salah.

Referensi :
Sukarno Aburaera, dkk. 2013. Filsafat Hukum. Jakarta: Kencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar